Ads

Sabtu, 02 April 2011

Love In The Chat Room

Just Some stupid story with unclimax strange ending for those who like to chat:


Mentari tampak mulai bersinar dan sinarnya tampak mulai merayap masuk ke dalam kamar. Suara Ayam jantan berkokokpun mulai terdengar. Di luar terlihat beberapa rombongan pria yang pulang menuju rumahnya setelah mengikuti pengajian pagi.


Pagi ini seperti pagi-pagi biasanya di hari sabtu dan minggu. Daniel masih asik duduk di depan komputer. Dengan koneksi Internet yang unlimited-nya, dia menghabiskan waktu semalaman penuh untuk chatting.


Ya, saat ini dia sedang chat dengan seorang gadis dari lampung, Lisa namanya. Dengan bermodalkan cam buatan Cina yang Dia pinjam ( dan tidak pernah di kembalikan ) dari temannya ia asik cam2cam dengan Lisa. Tentu saja sebelum chat Daniel menghabiskan banyak waktu untuk mengatur posisi cam, dan posisi duduknya agar menampilkan posisi terbaiknya, sehingga wajahnya yang pas-pasan terlihat tampan dan perutnya yang (lumayan) besar tidak terlihat. Ya, saat ini Daniel memang sedang menjomblo, dan karena selalu gagal mencari pacar di “Dunia Nyata”, Dia lalu beralih ke “Dunia Maya”.


Berbeda dengan Daniel yang menghabiskan waktu lama untuk rapi-rapi agar penampilan terbaiknya terlihat, Lisa tampil apa adanya. Lisa yang lulusan SMU sangat senang bisa kenalan (walau hanya lewat chat) dengan Daniel yang merupakan lulusan S1 Komputer (walaupun universitas Daniel kuliah kuliah adalah Universitas Katro tapi tetap saja S1) dan bekerja di sebuah perusahaan Besar (walaupun jabatan dia saat ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Jurusan kuliah yang dia ambil). Lisa memiliki paras yang cantik dan tubuh yang proporsional. Lisa saat ini berprofesi sebagai kasir di sebuah toko swalayan. Entah kenapa dengan semua kelebihannya itu sampai saat ini Lisa masih menjomblo. Entah Lisa yang bernasib sial atau Daniel yang bernasib baik, akhirnya Daniel dan Lisa bisa berkenalan di Yahoo Chat Room, Indonesia:1.



Sebenarnya bukan rancangan posisi Cam Daniel ataupun penyembunyian perutnya Daniel yang membuat Lisa bisa terus chat dengan Daniel, tapi kemampuan Daniel untuk membuat Lisa tertawalah yang membuat Lisa terus menerus bisa Chat dengan Daniel. Daniel yang melihat Cam Lisa sadar bahwa Lisa itu gadis yang cantik, sangat cantik malah, maka ia merasa bahwa jika ia terlalu jujur akan dirinya (yang lebih banyak jelek daripada baiknya) Lisa tidak akan tertarik dengan dirinya. Oleh karena itu, selama Chat ia selalu menghindari topik-topik yang bisa membuka aibnya.


Hari ini sudah empat bulan berlalu sejak perkenalan mereka, mereka saat ini sudah bukan teman chat lagi, melainkan sudah sebagai pasangan. Jarak Daniel yang ada di Jakarta dan Lisa yang ada di lampung tampak tidak begitu berarti dengan teknologi yang canggih saat ini. Walau terpisah, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, baik itu melalui chat, sms, telpon sampai ke Video Call. Walaupun tentu lebih banyak Daniel yang menghabiskan pulsanya untuk menelpon Lisa, sehingga Gajinya yang pas-pasan itu harus lebih di hemat lagi karena harus beli pulsa yang dalam sebulan bisa sampai 300 hingga 400 ribu.


Tetapi masalah ini Daniel tidak pernah ungkapkan ke Lisa. Ia selalu menyembunyikan kekurangannya dari Lisa. Ia mengatakan bahwa ia bekerja di perusahaan besar kepada Lisa, tetapi dia tidak menceritakan bahwa jabatan di perusahaan dia ada jabatan kecil. Daniel mengatakan bahwa untuk telpon, Lisa hanya cukup misscall saja, Daniel akan segera menelponnya. Saat di tanya apakah cukup uangnya untuk beli pulsa, Daniel selalu menjawab cukup, ya cukup buat beli pulsa tapi terpaksa dia tidak pernah makan siang saat istirahat kantor. Bahkan sampai saat ini Foto yang dikirimkan Daniel ke Lisa selalu foto terbaiknya, dan tentu saja, Dia masih menyembunyikan bagian perutnya.



Berbeda dengan Daniel, Lisa selalu jujur dengan keadaan dirinya, karena ia selalu menceritakan kesulitan yang Dia hadapi dan kelebihan yang dia miliki. Lisa bercerita tentang jabatan kasir serta berapa gaji yang ia terima, Lisa memberikan foto kepada Daniel dari berbagai Angle dan Posisi, Lisa selalu menceritakan tentang dirinya baik yang positif maupun negatif (mulai dari kebiasaanya tidur ngorok sampai keterangan bahwa dia jarang sekali solat dan tidak bisa baca Qur’an).


Saat ini mereka berdua sedang asik chat saat Daniel melihat Lisa mulai menguap di Cam. Lisa tampak mengantuk. Daniel yang sedang mengadakan Voice Conference dengan Lisa lalu meminta Lisa untuk istirahat, dan mengakhiri chat mereka. Ya mereka telah di depan komputer dari jam 12 malam, bagi daniel yang kerja kantoran tidak masalah karena ia pulang dari kantor jam 5 sore, tetapi untuk Lisa yang bekerja sebagai kasir, ia harus bekerja sampai malam. Bahkan setelah toko swalayan tersebut tutup, Dia masih harus merekap transaksi hari ini, terutama yang berkaitan dengan kembalian. Karena jika kembalian yang di berikan Lisa terlalu banyak (terutama untuk barang dengan harga-harga aneh seperti Rp. 905, jika uang 1000 maka kembali 100 ) maka Lisa harus mengganti uang yang terbuang itu dengan gajinya (kejam menurut Lisa, tapi mau bagaimana lagi, dari pada nganggur). Lisa yang sampai rumah sekitar jam 11 malam itu, setelah makan malam dan mandi lalu langsut chat dengan Daniel. Lelah & stress yang di rasakan Lisa-pun hilang di bawa oleh suara Daniel yang penuh canda dan tawa.


Lisa lalu berkata akan menuruti kata Daniel, tetapi sebelum itu Lisa mengatakan hal yang membuat Daniel merinding. Saat ini Lisa telah berumur 23 tahun dan Daniel 25 tahun. Di lingkungan Lisa yang rata-rata lulusan SMU, hampir semua temannya sudah menikah, dan Lisa-pun merasa tidak ingin ketinggalan. Tetapi sebelum itu Lisa ingin bertemu secara langsung dengan Daniel. Karena Daniel selama ini selalu membayar biaya telpon, Lisa memutuskan untuk bahwa Daniel tidak perlu ke Lampung, Lisa-lah yang akan ke Jakarta, kebetulan kakaknya Lisa ada yang tinggal di Jakarta. Ia akan mengambil Cuti selama seminggu dan bertemu dengan Daniel.


Daniel pertama diam agak lama. Melihat hal ini Lisa dengan wajah kecewa bertanya apakah selama ini Daniel tidak serius dengan dirinya, hanya main-main dan tidak ingin ke jenjang pernikahan.


Sebenarnya pertanyaan Lisa itu salah besar, Daniel sangat serius dengan Lisa, bahkan serius sampai jika esok bertemu di ajak langsung menikah ia juga mau. Yang ditakutkan Daniel bukanlah pernikahan ataupun komitmen, sebaliknya, yang dia takutkan adalah jika Lisa bertemu dengan dirinya, maka Lisa akan kecewa melihat kenyataan, bahwa dirinya adalah manusa dengan banyak kekurangan, dan terlebih buruk lagi, Lisa akan mengetahui bahwa selama ini dirinya dengan sengaja menyembunyikan kekurangannya itu dari Lisa.


Daniel sangat cinta dan sayang kepada Lisa sehingga ia tidak ingin Lisa merasa di tipu dan akhirnya meninggalkan dirinya, tetapi ia juga tidak bisa mencegah Lisa untuk datang karena jika ia mencegahnya, maka Lisa akan menganggap dirinya tidak serius dan dengan beginipun Lisa akan meniggalkannya.


Akhirnya Daniel memutuskan untuk bertemu dengan Lisa, tanggalpun ditentukan, dan tibalah hari-hari berlangsung di mana Daniel terus merasa khawatir. Kekhawatiran Daniel terus berlangsung hingga waktu berjalan ke tanggal pertemuan yang telah di tentukan.


Mereka memutuskan untuk bertemu di sebuah mall besar yang ada di wilayah Jakarta. Agenda pertama mereka adalah nonton Film. Saat ini Daniel dengan baju barunya, sepatu barunya, serta parfum barunya berdiri menunggu Lisa di depan pintu Twenty One. Mereka janjian untuk bertemu jam 12, tetapi jam 11 kurang Daniel sudah ada di sana (sangat kontras dengan Daniel saat di kantor di mana dia masuk jam 8 tetapi sampai di kantor selalu mendekati jam 9).


Daniel menunggu sambil ragu-ragu apakah dia akan menelpon Lisa atau tidak, karena memang waktu yang di tentukan belum sampai. Tidak sampai setengah jam Daniel menunggu HP-nya berdering. Dia lihat Call id nya tertulis, y4y4ng_L1shA. Setelah di angkat, terdengarlah suara Lisa. Lisa mengatakan bahwa dia telah tiba di Mall tersebut, dan menunggu di dekat lift lantai paling atas mall tersebut.


Keringat dingin keluar dari dahi Daniel. Dia lalu berjalan mendekati lift sambil terus berbicara dengan Lisa. Ia berharap Lisa tidak kecewa melihat dirinya, yang dilihat dari angle lain selain dari angle yang telah dia atur di Cam. Daniel lalu melihat Lisa berdiri di dekat lift sambil matanya mencari-cari sesuatu. Lisa terlilhat jauh lebih cantik dari yang biasa dia liat di Cam atau dari Pic-pic yang Lisa E-Mailkan ke dirinya atau yang Dia lihat dari Friendster-nya Lisa. Tentu saja Lisa jauh lebih cantik, untuk bertemu Daniel, dia hampir menghabiskan waktu selama 3 jam untuk merias diri. Sama seperti Daniel menyukai Lisa, Lisa pun sangat menyukai Daniel (paling tidak Daniel versi Chat).


Daniel lalu berkata, Lisa aku di sini, lihat ke depan. Lisa-pun melihat kedepan, sekilas terlihat Lisa melihat Daniel. Terlihat sedikit kecewa wajah yang di tampilkan Lisa, tetapi hal tersebut tidak lama, lalu Lisa tersenyum kembali dan menghampiri Daniel. Mereka berdua lalu berjabatan tangan dan saling menyebutkan nama layaknya orang yang baru berkenalan. Daniel tersenyum melihat Lisa, dan Lisa-pun tersenyum melihat Daniel. Bahkan saat inipun Daniel masih mencoba menahan nafas agar perut gendutnya tidak terlalu terlihat walaupun usahanya tersebut sia-sia belaka karena tidak sampai beberapa menit, dia sudah menyerah.


Tetapi perut Daniel tersebut tampaknya tidak begitu mempengaruhi Lisa dan mereka lalu menuju Twenty One. Selama menonton mereka berdua terlihat sangat klop. Setelah itu Lisa & Daniel makan sore di food court yang ada di mall tersebut. Mereka sangat cocok dan tidak seperti yang di takutkan Daniel, Lisa sama sekali tidak mengomentari masalah perut gendut Daniel.


Sekitar jam 17:00 WIB mereka memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang Daniel memutuskan untuk sholat ashar terlebih dahulu. Lisa lalu mengikutinya ke mushola yang telah di sediakan pihak mall yang aslinya merupakan bagian tempat parkir yang di batasi oleh papan dan di gelar karpet. Saat Daniel mau mengambil wudhu, Daniel lalu menanyakan apakah Lisa akan salat atau tidak. Lisa menjawab tidak karena Dia malas. Daniel lalu mulai mengomentari Lisa dan mencoba membujuknya untuk ikut Sholat tetapi Lisa tetap menolaknya.


Daniel lalu memutuskan untuk sholat sendiri, sambil berjalan dia melihat wajah Lisa cemberut. Dia baru sadar bahwa Lisa sudah bercerita bahwa Dia jarang sholat. Tetapi Daniel bingung kenapa hal ini tidak mengganggunya sama sekali waktu Chat tetapi kini saat Daniel melihat langsung kebiasaan Lisa ini, Dia merasa terganggu. Memang berbeda


Selesai Sholat mereka memutuskan untuk pulang. Daniel yang selama ini selalu mengandalkan Bus sebagai alat transportasinya lalu bertanya bagaimana cara Lisa pulang. Ternyata Lisa membawa mobil karimun milik kakaknya yang tinggal di jakarta. Daniel yang selama ini mengganggap Lisa adalah kategori orang sangat susah merasa kaget, karena ternyata Lisa saja punya mobil sementara dia motorpun tidak ada. Walau tentu saja mobil itu milik kakaknya, tetapi tetap saja Daniel tidak menduganya. Dia sadar sekarang bahwa selama ini Lisa tidak menginfokan semua kelebihannya ke dirinya seperti Daniel tidak menginfokan semua kekurangannya ke Lisa.


Rencana Daniel mengatar Lisa pulangpun menjadi terbalik menjadi Lisa yang mengantarkan Daniel Pulang. Sesampainya di rumah Daniel, Lisapun kemudian pamit pulang menuju rumah kakaknya. Hari pertamapun berakhir dengan ketidaktenangan di Daniel.


Esoknya adalah hari senin, sepulang kerja Daniel langsung pergi ke mall untuk bertemu Lisa. Disini mereka berbincang tentang pekerjaan Daniel, jabatannya dan lain-lain. Sehingga terbongkar semua hal-hal yang di sembunyikan Daniel dari Lisa serta kebohongan-kebohongan kecil yang Daniel buat tentang pekerjaannya.


Hari-hari berikutnya terus berlanjut, Lisa tampaknya sekarang sudah sadar bahwa banyak yang kekurangan yang Daniel sembunyikan darinya sementara Daniel sadar bahwa Lisa punya banyak kelebihan yang Daniel tidak ketahui. Perasaan inferior Daniel ke Lisapun semakin besar. Selama satu minggu ini perasaan tersebut semakin membesar. Daniel merasa dia tidak cukup pantas untuk menjadi pasangan Lisa sehingga sifat dan prilaku dirinya ke Lisa menjadi semakin dingin.


Sementara dari pihak Lisa, kebohongan-kebohongan Daniel di tambah sikap Daniel yang semakin dingin membuat Lisa mulai gerah. Di hari terakhir Daniel bertemu dengan Lisa adalah di sebuah café di kawasan kemang, Jakarta Selatan. Entah apa penyebabnya, apakah rasa inferior Daniel yang sudah sangat besar atau ketakutannya bahwa Lisa yang akan mengatakan hal ini terlebih dahulu tiba-tiba saja Daniel berkata bahwa Dia tidak pantas untuk Lisa.


Lisapun marah, kesabarannya habis. Selama ini ia mencoba untuk menerima Daniel, walaupun Daniel di hadapannya saat ini berbeda dengan Daniel yang ia temui di Chat Room, yaitu Daniel yang percaya diri, sukses, tampan, selalu membuatnya tertawa dan merupakan orang yang paling ia cintai. Tapi kesabaran Lisa akhirnya habis dengan perkataan Daniel ini. Rasa Cinta dan sayangnya berubah menjadi benci saat Daniel mengeluarkan perkataan tersebut.


Lisa berkata bahwa Ia benci dengan Daniel, ia berkata bahwa bukan kekurangan-kekurangan ini yang membuat dia membenci Daniel, tetapi kebohongan-kebohongan Daniellah yang membuatnya kecewa. Lisa berkata bahwa jika saja Daniel jujur dari awal akan dirinya, hal ini tidak akan terjadi. Lisa yakin bahwa Dia bisa menerima Daniel apa adanya, jika saja Daniel tidak berbohong dan menyembunyikan keadaan dirinya yang sebenarnya. Tetapi sekarang semua terlambat, Daniel telah menipunya dan dia tidak bisa mencintai Daniel lagi.


Daniel yang merasa sangat tindak pantas untuk Lisa, bahwa dirinya ke Lisa seperti katak merindukan bulan. Ia lalu berkata, tanpa kebohongannya, maukah Lisa chat dengan dirinya, maukah Lisa memberikan nomer telponnya, maukah Lisa jujur kepadanya, maukah Lisa sayang dan mencitai dirinya. Daniel mengatakan itu semua kepada Lisa. Tanpa sadar keduanya mengeluarkan air mata.


Lisa lalu menjawab, jika saja kau jujur, paling tidak kau dan aku tidak akan menangis seperti saat ini. Aku tetap Lisa yang berputar-putar di Chat Room setiap malam, dan kau juga. Mungkin kita bertemu dengan seseorang yang memang cocok untuk kita, sesorang yang jujur kepada dirikita tentang siapa dirinya dan juga mau menerima diri kita apa adanya. Sambil berkata seperti itu Lisa kemudian menangis dan pergi.


Hari itu adalah hari terakhir Daniel bertemu dengan Lisa. Setelah hari itu Daniel tidak pernah lagi masuk ke Chat Room. Bahkan tidak lama kemudian dia berhenti langganan internet Unlimited-nya. Kepergian Lisa telah memukulnya dengan sangat. Walau begitu, rasa kurang percaya dirinya membuat dia tidak pernah berani untuk menghubungi Lisa. Dia memutuskan untuk bahwa akan Lisa pantas mendapatkan pria yang lebih baik darinya.


Sementara itu di Lampung. Lisa tidak berhenti-hentinya menyalakan messengernya, mengecek sms-nya, melihat emailnya. Dia hanya menunggu satu kata maaf dari Daniel, maka Dia akan melupakan semua kesalahan Daniel dan bersedia memulai kembali hunungannya dengan Daniel dari nol. Tetapi Daniel tidak pernah menghubunginya, dan Lisa-pun merasa bahwa Daniel sudah melupakan dirinya sehingga Lisa memutuskan untuk mencoba melupakan Daniel.


Dua tahun berlalu, sampai saat ini Daniel belum bisa melupakan Lisa. Dia mencoba memperbaiki semua kekurangannya dulu. Dia mencoba menjadi dirinya yang Dia ceritakan ke Lisa. Dan tampaknya usahanya mulai terlihat hasilnya. Kini perutnya daniel sudah kurus berkata lari pagi yang terus menerus ia lakukan. Kini ia juga sudah pindah pekerjaan ke perusahaan IT yang cukup besar. Di sini ilmunya di waktu kuliah + bakat alaminya terpakai sehingga ia menempati jabatan yang cukup tinggi.


Saat semua kebohongan-kebohongan dirinya terhadap Lisa telah menjadi bukan kebohongan, akhirnya Daniel memutuskan untuk membuka kembali email lamanya, e-mail yang dulu pernah ia gunakan sebagai salah satu alat komunikasi dirinya dengan Lisa. Ia berencana akan menghubungi Lisa kembali dan bercerita dengan bangga bahwa semua kebohongan tentang dirinya yang telag ia ceritakan telah menjadi kenyataan dan semua kekurangan dirinya yang ia sembunyikan telah hilang. Dan ia juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat ia akan menemui Lisa ke lampung.


Tetapi alangkah terkejutnya Daniel. Saat ia membaca E-Mail-nya, ia melihat beberapa E-Mail dari Lisa. E-Mail di minggu awal sejak pertengakaran mereka dulu berisi tentang bagaimana kecewanya Lisa kepada Daniel. E-Mail di bulan berikutnya menceritakan bahwa Lisa telah memaafkan dirinya. Masih E-Mail yang sama di bulan berikutnya berisi permintaan maaf Lisa kepada dirinya dan di E-Mail itu Lisa meminta Daniel untuk memulai kembali dengan dirinya dari awal lagi.


Setelah E-Mail tersebut, tidak ada E-Mail lain yang datang sampai dengan 1 tahun 3 bulan setelah E-Mail kedua. Di E-Mail tersebut Lisa berkata bahwa dia telah melupakan kejadian yang lalu, dan berharap Daniel tetap berhubungan dengan Lisa sebagai sahabat. Dan yang lebih mengejutkan lagi, di E-Mail tersebut terdapat suatu attachment yang berisi sebuah undangan pernikahan. Undangan pernikahan Lisa dengan seseorang pria ia Daniel belum pernah lihat sebelumnya.


E-Mail terakhir dari Lisa lebih mengejutkan lagi, karena E-Mail ini bukan di tujukan hanya untuk Daniel sendiri, tetapi tampaknya untuk semua temen orang yang ada di address book Lisa. Di E-Mail tersebut tertulis ucapan syukur dari Lisa sekeluarga atas kelahiran putra pertama hasil pernikahan Lisa.


Daniel lalu terdiam lama. Ia tidak tau lagi apa yang akan dia lakukan. Tapi satu hal yang pasti, dia tidak akan mengganggu Lisa dan keluarganya seberapa besarpun cinta dirinya kepada Lisa. Daniel hanya bisa menyesal dan tertawa. Karena Dia telah kehilangan kesempatan yang Dia miliki. Makin lama tawa Daniel makin keras, dan setelah itu Dia menangis, menangis tersedu-sedu. Ia menangisi dua kebodohannya, yaitu kebodohan saat ia membohongi Lisa dan kebodohan saat ia tidak memperjuangkan cintanya.


Tiga bulanpun berlalu, hari ini Daniel memutuskan, bahwa dia akan kembali masuk ke Chat Room. Kali ini dia akan jujur saat dia berada di Chat Room dan mengatakan semua apa adanya, walaupun itu artinya dia tidak akan mendapatkan teman untuk chat sama sekali.


Tamat



9 Responses to “Love In The Chat Room”

nita says:
September 14, 2008 at 9:30 pm (Edit)

Ehmmm…pengalaman pribadi bukan neh Jo??? hihihihihihihihi……
admin says:
September 17, 2008 at 11:58 pm (Edit)

?????
dukun santet says:
October 16, 2008 at 7:14 am (Edit)

lumayan, baguuus, aku juga punya teman namane lisa dia juga masih jombo….tAKDIR
cute girl says:
October 16, 2008 at 7:16 am (Edit)

NICE STORY, THANKS…SE YOU ON YOUR NEXT POST……..GOOD BY AND GOOD LUCK
denok sk says:
October 16, 2008 at 12:51 pm (Edit)

hiiiiiiiiiiiiiiiiiii kayak pengalaman jo sendiri aja?
benar dak?
admin says:
October 16, 2008 at 10:14 pm (Edit)

ndakkkk…!!!
yue says:
November 8, 2008 at 8:50 pm (Edit)

well sama banget ma gw,, gw juga love from chat room,, tapi bedanya kita terpisah sangat jauh,, gw di Jakarta ini, sedang orang yg gw cintai di Irlandia,,, jauhnya mak… tapi kita saling cinta :)
admin says:
November 8, 2008 at 9:37 pm (Edit)

Wuih mantab pak, semoga sukses pak. Ampe nikah n punya anak.

Gw doain semoga berhasil Pak…!!!
freeadu says:
December 20, 2008 at 8:49 pm (Edit)

gabung donx loe ke chatt room Q..
okey..

Tidak ada komentar: