Ads

Sabtu, 16 April 2011

Waktu Adalah Uang

Dari Milis


Anda tentu pernah naik taksi yang menggunakan argo. Bagaimana perasaan Anda saat jalanan macet ? Kesal tentunya dan bukan saja kesal dengan kemacetan jalan, tapi juga kesal ketika melihat argo yang terus bergerak naik. Uang kita "terbuang", padahal taksi tidak bergerak sama sekali alias tidak ada kemajuan. Di dalam taksi yang terjebak macet, waktu benar-benar adalah uang. Bagaimana bisa, selama 20 menit di dalam taksi yang tidak bergerak itu, kita benar-benar merasa pedih melihat uang kita "terbuang"? Karena di dalam taksi, waktu diberi NILAI (HARGA).


Sebaliknya, banyak orang menghabiskan waktu mereka berhari-hari dengan kegiatan-kegiatan yang tidak berarti/bermanfaat, namun mereka merasa baik-baik saja. Sedangkan kalau orang yang SAMA berada di dalam taksi yang terjebak macet selama hanya 20 menit, mereka pasti akan mengeluh bahwa waktu dan uang terbuang! Betapa ironis! Menghabiskan waktu berhari-hari tidak apa-apa bagi mereka, tapi 20 menit di dalam taksi membuat mereka marah-marah! Kenapa bisa terjadi reaksi seperti itu?


Dari ilustrasi di atas, dapat Anda lihat bahwa agar dapat menghargai waktu, Anda harus memberi waktu Anda harga, bisa 10 juta rupiah per jam, atau bahkan 20 juta rupiah per jam. Dengan begitu, Anda akan merasa sayang jika harus membuang-buang waktu tanpa mengerjakan apa-apa karena waktu begitu berharga, waktu adalah uang.


(James Gwee)

Tidak ada komentar: