Ads

Jumat, 08 April 2011

Kenek Bus Yang Jujur

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa mulai tanggal 27 Januari kemaren, di DKI Jakarta, ongkos / tarif angkutan umum seperti Bus besar (Patas, Mayasari Bakti, PPD), angkot, bus kecil (metromini, kopaja) turun. Tetapi penurunan ini tampaknya tidak sampai ke telinga para supir dan kondektur / kernet / kenek bus. Entah mereka tidak tau beneran atau pura-pura tidak tau tapi mereka menolak pembayaran ongkos sesuai tarif baru yang telah ditentukan.



Mereka (Para kenek bus) mengeluarkan berbagaimacam alasan saat kita membayar mereka dengan tarif baru mulai dari bus-nya lewat tol, pungli makin banyak, setoran makin tinggi dan lain sebagainya. Entah mereka mencoba meyakinkan saya atau hanya mencoba meyakinkan diri sendiri karena ya, dengan menagih lebih dari yang seharusnya, mereka mendapat beban moral yang membuat mereka tidak segalak biasanya.

Kenek bus galak? Ya, mungkin jika Bus yang Anda naiki kebetulan adalah Bus kedaerah pusat industri atau pusat perkantoran, maka tidak heran kalo kenek-kenek bus tersebut galak-galak. Karena setiap hari mereka harus adu mental dengan para penumpang yang di bejek-bejek dalam bus yang sempit di pagi hari dan di sore hari. Mereka memaksakan semua sewa (baca: penumpang) yang mereka temui agar bisa diangkut tanpa memperhatikan kenyamanan dan keamanan para penumpang bus mereka. Jika ada penumpang yang menolak di bejek-bejek, maka mereka akan ngomel-ngomel dan adu mulut, terkadang penumpangnya ngalah dan terkadang sang kenek jadi korban di hajar penumpang (yang biasanya kalo sudah emosi, gebukin itu kenek beramai-ramai => Benar-benar pernah terjadi, tapi saya ndak ikut-ikutan loo).


Satu hal lagi yang menjengkelkan dari kenek bus adalah, kadang-kadang mereka suka menagih kembali ongkos walau kita sudah membayar. Kadang-kadang saat kita lupa, kita bisa saja membayar lagi. Hal lainnya adalah suka menunda-nunda memberi kembalian sehingga saat kita sampai tujuan, terkadang-kadang kita mau tidak mau harus merelakan uang kita tidak kembali dari pada harus ikut bus tersebut sampai ke terminal.


Nah, terlepas dari semua kenek-kenek yang tidak benar tersebut, hari ini boleh di bilang saya ketemu kenek jujur. Sebelumnya karena dari kemarin saya selalu ditolak saat bayar dengan tarif baru, akhirnya saya sudah menyiapkan uang sesuai tarif lama karena saya sudah malas berdebat dengan kenek hanya untuk uang gopean (Rp. 500). Tapi kenek satu ini berbeda, saat ada orang yang membayar dengan duit gocengan ( Rp 5.000 ), kenek ini mengembalikan pembayaran penumpang tersebut sesuai dengan tarif lama. Sungguh aneh mengingat kebanyakan kenek yang bayar uang pas sesuai tarif lama saja masih di tagih lagi.


Lalu yang lebih hebatnya, ia lalu menagih penumpang dengan berkata, "dua rebu dua rebu (2.000... 2.000...), ayo udah turun ongkosnya..."


Mendengar ini salut juga saya. Neh kenek memang gak mau makan uang haram. Lalu sebelah saya entah saking semangat atau karena mengantuk (karena dari tadi tertidur) membayar kenek tersebut dengan selembar uang dua puluh ribuan dan selembar seribuan. Dia pikir uang yang dia bayarkan adalah Rp 2.000 sesuai tarif lama, padahal yang dia bayar itu Rp 21.000. Penumpang tersebut kemudian kembali ketidurnya.


Tidak ada yang melihat uang yang diberikan ke kenek tersebut, termasuk saya. Kebanyakan kenek akan pura-pura tidak tau dan terus melanjutkan menagih ke orang berikutnya, tapi kenek ini berbeda. Dia membangunkan penumpang tersebut dan berkata, "Mas... mang bayarnya buat berapa orang, kok duitnya segini".


Wekss, jujur aja neh kenek kata saya dalam hati. Jarang-jarang ketemu kenek bus yang baik seperti ini. Hal ini sedikit mengubah pandangan saya terhadap kenek-kenek bus.


Semoga prilaku dia menular ke kenek-kenek bus yang lain.


Amiiinnnn....!!!

Tidak ada komentar: