Ads

Jumat, 08 April 2011

Tarif Bus Benar-benar Turun

Feb 5, 2009

Mulai empat hari yang lalu, Bus saya yang menuju Kantor, Bus yang pertama sudah mau menurunkan tarifnya. Para kondektur Bus bersedia menerima bayaran yang saya berikan dimana nominal pembayarannya sesuai dengan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta tanpa ada keluhan, sindiran atau emosi dari Kondektur Bus Tersebut. Hal ini sudah lumayan meringankan biaya transport saya.


Tapi bus yang kedua masih belum mau menurunkan tarif. Hampir setiap hari mereka selalu protes dan minta lebih saat saya membayarkan uang sesuai tarif bus yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta. Alasan mereka masih seputar mereka naik Tol dan setoran. Jika saya mendebat dan menolak untuk membayar, mereka akan marah-marah dan terus memaksa. Malah ada salah satu penumpang bus yang diminta turun karena menolak membayar sesuai dengan tarif mereka. Karena bus tersebut jarang, dan jika ada selalu penuh, akhirnya penumpang tadi bersedia membayar sesuai dengan tarif mereka.



Untuk saya sendiri, awalnya saya selalu membayar sesuai dengan tarif bus yang ditetapkan Pemda DKI Jakarta. Baru jika kernet bus-nya meminta kekurangannya, baru saya tambahkan kekurangannya. Tetapi karena saya malas berdebat hanya untuk uang 500 rupiah, akhirnya saya membayar sesuai dengan tarif yang ditetapkan oleh supir dan kondektur bus tersebut.

Tetapi ada yang berbeda pagi ini. Saat saya naik bus pertama (Mayasari Bakti), saya melihat sebuah kertas yang ditempelkan di bus yang bertuliskan tarif bus ini telah turun sebesar 500 Rupiah. Di bus tersebut juga ditampilkan nomer telpon yang harus dihubungi jika ada bus yang membuat tarif sendiri seenak udel supir dan kondektur bus tersebut. Hal ini tidak berarti banyak, karena di bus pertama, tarif mereka sudah lama sesuai dengan tarif bus dari Pemda DKI Jakarta.


Tapi bagaimana dengan bus kedua yang tidak mau menurunkan tarifnya itu? Saya pikir saya akan melihat stiker yang sama yang ditempelkan di bus yang kedua, tetapi ternyata saya salah. Saya tidak melihat stiker / tempelan tarif bus telah turun Rp 500 di bus yang kedua.


Saat bus sudah penuh sesak dan bus sudah mulai mendekati jalan tol, sang kondektur bus mulai beraksi memintakan tarif. Karena saya malas berdebat, saat kondektur bus menagih uang, saya langsung bayar saja dengan uang pas sesuai dengan tarif bus yang ditetapkan oleh kondektur dan supir, yaitu tarif lama.


Alangkah terkejutnya saya, ketika ternyata kondektur tersebut mengembalikan kelebihan uang saya dan berkata bahwa sekarang ongkosnya sudah turun. Walaupun saya tidak melihat adanya stiker ataupun tempelan keterangan turunnya tarif bus beserta no telpon yang harus di hubungi jika ada keluhan, tetapi tarif bus ini tetap turun.


Tampaknya Pemda DKI Jakarta sudah mulai beraksi (walaupun rada telat) mensosialisasikan tarif baru ini kepada para supir dan kondektur bus umum dan berbagai angkutan kota (angkot). Karena setelah saya tanya teman saya, bus-bus dan angkot-angkot juga sudah mulai menerapkan penurunan tarif dan memang stiker / tempelan tarif bus turun ditemukan di bus-bus yang dinaiki teman saya. Ya salut deh untuk Pemda DKI Jakarta yang berhasil membuat para supir dan kondektur tersebut sadar.


Oh iya, saya menulis ini bukan berarti saya menyatakan bahwa banyak para supir dan kondektur bus yang egois dan tidak mau menurunkan tarif tanpa adanya "tekanan" dari Pemerintah Deareh DKI Jakarta karena banyak juga supir dan kondektur yang telah menurunkan tarifnya, misalnya saja yang saya ceritakan di kenek bus yang jujur.


Ya itu saja pengalaman saya hari ini. Lumayan sekarang, pengeluaran untuk ongkos saya sudah berkurang (kembali ke asal), tapi jangan sampai uang transport dari kantor juga turun ya.


He he he

Tidak ada komentar: