Ads

Sabtu, 02 April 2011

Jokes 00008

Semua Jokes ini berasal dari
http://kaskus.us/showthread.php?t=761706




Teriak
Dua orang anak kecil jatuh ke sungai dan mereka tidak bisa berenang. Segera salah seorang dari anak-anak itu berteriak, "Tolong, Tolong".


Anak yang lain berkata, "Mungkin lebih baik kalau kita berteriak serempak."

"Ide yang bagus," jawab temannya dan dia mulai berteriak,

"Serempak, serempak...!!!."

Sisri dan Centil
Suatu hari Sisri kembali mencobai ilmu teman akrabnya ini dengan memberikan tebak-tebakan.

Sisri : Til, tau gak kenapa pohon beringin di alun-alun ditebang?

Centil : Ya biar gak ada setannya.

Sisri : Ye... dasar otak dukun ... salah!

Centil : Trus kenapa emangnya?

Sisri : Soalnya kalo dicabut berat. Mikir ... mikir donk Centil sahabatku ... kekeke

Centil : @$$##@

Memancing di es
Disebuah musim salju yang sangat dingin, seorang Bapak tua terlihat berjalan ke tengah sebuah danau yang membeku. Membuat bolongan di lapisan es itu, menjatuhkan senar pancingnya dan menanti ikan-ikan untuk memakan umpannya. Dia menunggu dan menunggu sekitar satu jam tanpa getaran sedikitpun pada pelampungnya.

Saat itu datanglah seorang anak muda duduk beberapa meter sebelahnya, memotong es, dan melempar senar pancingnya. ...Tidak sampai satu menit dan WOW! Sebuah ikan Bass besar terkait di kailnya. Dengan senangnya anak muda itu menarik pancingnya.

Bapak tua inipun terperangah dibuatnya, namun cepat-cepat menyadari bahwa itu cuma keberuntungan belaka. Tapi tak lama kemudian anak muda itu kembali melempar kailnya dan lagi-lagi tak sampai beberapa menit kemudian menarik ikan yang lebih besar lagi. Dapat lagi dan dapat lagi dan dapat lagi, hingga akhirnya Bapak tua ini tidak dapat menahan diri lagi dan menghampiri anak muda itu.

Dia bertanya, "Nak, saya telah berada di sini sudah sekitar satu jam lebih dan tidak mendapatkan apa-apa bahkan gigitan kecil pun tidak. Sedangkan kamu baru saja tiba beberapa menit sudah menangkap selusin ikan besar! Bagaimana kamu melakukannya?

Anak ini pun menjawab, "Arr hrs mombo haying oy horo hor."

"Apa?" tanya bapak itu.

Sekali lagi anak itu menjawab, "Arr hrs mombo haying oy horo hor."

"Nak," Kata bapak tua itu, "Saya tidak mengerti bahasa yang kamu gunakan."

Kemudian anak ini memuntahkan sesuatu dari mulutnya dan berkata, "Anda harus membuat cacing-cacing ini tetap hangat!"

Salesman Alat Penyedot Debu
Seorang salesman alat penghisap debu menuju ke sebuah rumah. Diketuknya pintu depan. Sebelum sempat nyonya rumah itu berkata sepatah katapun, ia menghamburkan segala macam kotoran ke karpet ruang tamu.

"Nyonya," katanya, "saya yakin akan kemampuan mesin ini. Karpet ini akan bersih kembali dalam sekejap. Jika nanti masih ada kotoran yang tertinggal, saya bersedia memakannya."

"Kalau begitu," kata nyonya itu,"mulailah makan. Hari ini listrik di rumah kami sedang korslet"

Nasib tragis gigolo pemula
Yo bro2 ... baca kisah ini sampai tuntas ya. Kemudian renungkan agar kamu ga bernasib seperti dia.

Seorang pemuda frustasi, sebut saja namanya Tengil mencoba-coba jadi gigolo. Pengalaman pertamanya adalah bertemu seorang ibu muda, cantik dengan mobil mewah. Tanpa banyak basa-basi Tengil segera diajak ibu muda tersebut ke sebuah rumah besar miliknya.

Sesampainya di rumah itu, Tengil dimasukkan ke dalam sebuah kamar. Tentu saja Tengil nervous karena baru pertama kalinya masuk ke dalam kamar perempuan. Kamar yang sangat mewah lagi.

Pikiran tengil pun mulai melayang-layang, bercampur bingung dan grogi yang amat sangat. Namun tampaknya nafsu Tengil mampu mengalahkan kegalauan hatinya. Semakin berpikir, hasratnya justru semakin bertambah. Tubuh kurus Tengil pun mulai gemetaran. Meski kamar mewah itu ber-AC, keringat dingin pun mulai membasahi tengkuk dan punggungnya.

Tiba-tiba, ibu muda tersebut membuka baju-nya sendiri, hingga tinggal pakaian dalam, kemudian berganti daster dan berkata, "Hai, lepas dong baju kamu dan jangan kemana-mana yah. Tunggu disini sebentar." Ibu muda nan molek itu kemudian keluar dari kamar. Tengil semakin bingung.

Sebenarnya Tengil malu membuka pakaian karena badannya itu amat kurus. Namun bisikan setan mampu menghalau rasa malunya. Dia pun segera melepas pakaian luarnya. "Tanggung, akan kuserahkan semuanya kepada tante cantik ini. Tentu aku bisa menikmatinya dan mendapatkan uang banyak," begitu pikirnya.

Tak lama kemudian, ibu muda yang cantik itu pun masuk ke dalam kamar. Kali ini diikuti oleh dua orang anak kecil. Satu laki-laki dan seorang lagi perempuan. Kedua anak itu tampak tegang.

Mereka diam seribu bahasa. Tengil heran, bingung dan terpana. Pikirannya pun mengambang antara batas sadar dan pingsan. "Gila tante ini ... Masak sih beginian mau diliatin anak kecil?" Ahhh ... Bodo amat ....!!" Begitu kata hatinya.

Setelah diam sejenak, si Ibu muda berkata lirih, tapi mampu memecahkan keheningan dan membuyarkan segala bayangan Tengil.

"Randy, Rica .......... Kalian harus banyak makan. Jika tidak, badan kalian akan kurus seperti Om ini ..."

Terbukti
“Mengapa kamu berhenti dari pekerjaan terakhirmu?”

“Boss saya menuduh saya mencuri uang perusahaan.”

“Mengapa tidak Kamu suruh dia membuktikannya?”

“Sudah. Ternyata dia bisa.”

Jembatan
Suatu malam, ketika sedang berjalan sepanjang pantai California, seorang pria menemukan lampu tua yang diletakkan di atas batu. Ketika ia mengambil dan menggosoknya, seorang Jin mendadak muncul.

“Baik, cukup sudah!” bentak Jin itu. “Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang menggangguku! Aku begitu marah sampai aku hanya akan memberimu satu permintaan, bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan apa yang kau inginkan, dan jangan membuang waktuku seharian!”

Orang itu berpikir cepat, kemudian berkata, “Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Hawaii, tetapi aku takut terbang dan aku cenderung mabuk laut di atas kapal. Bagaimana kalau kau buatkan aku jembatan ke Hawaii? Dengan begitu, aku bisa naik mobil ke sana.”

Jin itu tertawa. “Jembatan ke Hawaii?! Kau pasti bercanda? Bagaimana aku bisa mendapat penyangga yang sampai ke dasar samudera? Itu membutuhkan terlalu banyak baja, dan terlalu banyak beton! Itu sama sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan permintaan lain!” Kecewa, pria itu berusaha keras untuk memikirkan permintaan lain.

Akhirnya ia berkata, “Baiklah, aku punya keinginan lain. Semua wanita dalam hidupku berkata aku tidak peka. Aku berusaha dan berusaha untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak ada yang berhasil. Aku tidak tahu di mana kesalahanku. Satu permintaanku adalah untuk mengerti wanita… tahu bagaimana sebenarnya perasaan mereka ketika mereka membisu padaku… tahu mengapa mereka menangis … tahu apa yang mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahu aku apa yang sebenarnya mereka inginkan… aku ingin tahu apa yang membuat mereka benarĂ‚² bahagia.”

Sunyi sejenak, kemudian Jin itu berkata, “Kau mau jembatan itu berjalur dua atau empat?”

Bunuh Diri
Seorang nenek terlihat mau bunuh diri di atas jembatan sambil membawa sabun.

Polisi : “Nenek mau bunuh diri ya?”

Nenek : “Iyaa...kenapa tanya²...?”

Polisi : “Tapi kok bawa sabun segala, Nek?”

Nenek : “Cara sehat untuk mati!”

[text] Beli Pembalut...
Muin, 10 tahun, bersama adik lelakinya yang berumur lima tahun pergi ke sebuah toko dan membeli pembalut.

Ketika mengulurkan pembalut tersebut, pemilik toko berkata, "Pasti buat Mamamu ya ?"

"Bukan kok, bukan buat Mama," kata Muin.

"Kalau begitu pasti buat kakak perempuanmu," kata pemilik toko.

"Nggak. Bukan untuk kakak perempuanku," kata Muin.

"Kalau begitu untuk siapa pembalut ini ?" tanya pemilik toko.

"Untuk adikku ini. Dia ingin bisa naik sepeda tapi aku nggak bisa ngajarin.Kata iklan, dengan memakai pembalut ini kita bisa berenang dan bersepeda."

thepink is offline Add to thepink's Reputation Report Post Thanks

Sama² Lupa...
Cak Huda yang baru saja menikah dengan Yuk Marni, lemah lunglai berada di pos hansip seperti orang bingung. Beberapa saat kemudian Cak Durasim datang. “Hud, kamu itu penganten baru kok bukannya seger, malah lemes emangnya kenapa kamu Hud?”, Tanya Cak Durasim.

“Iya Cak, aku mikirin istriku lho!” kata Cak Huda.

“Kenapa istri kamu, kalau aku lihat istri kamu sehat-sehat gitu kok.” kata Cak Durasim.

“Gini lho Cak, aku ini biasa ke pelacuran, lha pas kemarin aku ‘Making Love’ malam pertama, aku ngeluarin uang 100 ribu-an. Pikirku perempuan yang bodinya kayak gini ini paling banter taripnya 100 ribu. Aku bener-bener lupa kalau itu istriku sendiri.” kata Cak Huda.

“Kamu itu juga sembarangan aja. Tapi ya udah tidak usah dipikir lagi, paling-paling juga istri kamu tersinggung sebentar terus kangen ama kamu lagi.” kata Cak Durasim.

“Bukan hanya itu masalahnya, Cak…” kata Cak Huda.

“Lha apa masalahnya lagi?” kata Cak Durasim menjadi bingung.

“Pada saat aku berikan 100 ribu, mendadak aku diberi kembalian 50 ribu.”

Interview
Manager HRD : Berapa gaji yang anda inginkan?

Pelamar : Di perusahaan yang lama Rp. 150 juta per bulan belum termasuk tunjangan, kalo disini terserah kebijakan kantor sini aja.

Manager HRd : Bagaimana kalau saya beri tambahan paket 1 bulan cuti dibayar, 15 hari libur resmi, biaya kesehatan diganti full, pensiun bulanan 50% dari gaji terakhir, dan mobil perusahaan merk Audi setiap dua tahun diganti.

Pelamar : Wouuww ... yang bener Pak! Bapak bercanda kali ...

Manager HRD : Kan Anda duluan yang bercanda ...

Pelamar : ????

Nama Pasaran
Kisahnya pacar baru saya baru saja berganti kartu perdana, ya lagi musim ganti-ganti kartu kali ya.

Saya memencet nomor-nomor yang dia berikan kepada saya. Terdengarlah suara perempuan dari sebelah sana.

"Bisa bicara dengan Joko?" Tanya saya.

"Dia lagi mandi," jawab perempuan itu.

"Tolong sampaikan pacarnya menelepon," Kata saya dan menutup telepon.

Setelah beberapa lama, pacar saya tidak menelepon balik, saya pun menelepon kembali.

Kali ini seorang pria yang menjawab dengan suara berat, "Halo ... Ini Joko," katanya.

"Hah ... kamu bukan pacar saya!" jawab saya mendengar suara yang bukan banget suara Joko pacar saya.

"Iya, saya tahu," Jawab pria itu. "Itu yang saya coba jelaskan ke istri saya setengah jam ini."

Tidak ada komentar: